Minggu, 19 Oktober 2014

Cabin

Ini adalah tahun pertama aku kuliah di luar kota. Aku bersama temanku memutuskan untuk mencari indekos disekitar kampus. Lalu aku menemukan sebuah indekos yang cukup murah dengan kamar mandi di dalam. Tempatnya bagus, meskipun terlihat kuno. Dari 5 kamar yang ada hanya 2 yang terisi termasuk kamar kami. Kamar nomor 1 yang sudah terisi, dan kami memutuskan untuk memakai kamar nomor 3. Ibu kos tidak tinggal serumah, tapi rumahnya tidak jauh dari indekos.

Awal-awal kuliah sangatlah melelahkan, banyak sekali kesibukan sehingga seringkali aku setelah kuliah, sampai kamar langsung berbaring untuk tidur. Temanku yang lebih sering menghabiskan waktu di kamar mulai merasakan keanehan dan mulai merasa tidak nyaman di tempat ini. Aku mengacuhkannya, mungkin saja dia hanya kelelahan.

Suatu malam di hari jumat, aku pulang agak malam. Sabtu ini libur, karena itu berusaha menyelesaikan tugas di perpustakaan kampus agar bisa bersantai di akhir pekan. Aku langsung masuk ke kamar , menuju ke kamar mandi yang berada tepat disamping pintu depan. Aku masuk, pintu toilet tertutup. Aku mengetuk dari luar. Dijawab oleh dua kali ketukan dari dalam. Berarti sedang dipakai. Kemudian setelah aku mencuci muka di wastafel, aku langsung menuju ke tempat tidur, meletakan ransel dan berbaring. Kamar ini kosong, dan aku tidak melihat ransel temanku di kamar ini. Kemudian aku sadar, temanku akhir pekan ini sedang pulang ke rumah.